Sabtu, 01 Oktober 2011

laporan kultur jaringan pengenalan alat dan bahan lab

PENGENALAN PERALATAN DAN ALAT KERJA SERTA PENGENALAN BAHAN KIMIA DAN  BAHAN PERCOBAAN
Praktikum dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 24 September 2011 pukul 08.30-10.00 wib, yang bertempat di kebun Agrotek UIN SGD Bandung.
I.                   Pendahuluan
a.       Tujuan dari praktikum
·         Tujuan praktikum pengenalan peralatan dan tempat kerja
Tujuan dari praktikum ke-1 ini adalah untuk mengenal dan memahami penggunaan sarana dan fasilitas laboratorium yang akan digunakan selama praktikum yaitu meliputi ruang dan kelengkapan peralatan. Serta mengenal dan memahami cara penggunaan dan penanganan zat-zat kimia serta bahan percobaan
·         Tujuan praktikum pengenalan bahan kimia dan bahan percobaan
Mengenal dan memahami cara penggunan dan penanganan zat-zat kimia serta bahan percobaan.
b.      Tinjauan pustaka

Dengan ruangan seadanya dan peralatan sederhana, teknik kultur jaringan dapat dilakukan di rumah sendiri. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat “Laboratorium skala rumah tangga” di rumah anda adalah sebagai berikut: Alat untuk pembuatan media kultur jaringan
-          Gelas becker/piala, untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan air aquades dalam pembuatan media. Ukuran gelas piala bervariasi, 100ml, 300ml, 1000ml, 2000ml.
-          Pipet, untuk mengambil cairan.
-          Timbangan, untuk menimbang bahan kimia yang diperlukan dalam pembuatan media kultur.
-          Spatula, untuk mengambil bahan kimia yang diperlukan dalam pembuatan media kultur.
-          Indicator pH/ lakmus, untuk mengukur pH media ketika membuat media.
-          Sendok kaca, untuk mengaduk media saat persiapan dan saat pemanasan.
-          Panci, uempat memasak media.
-          Kompor, untuk pemanas saat memasak media.
-          Autoklaf, untuk mensterilkan semua peralatan dan media kultur yang dipakai dalam kegiatan kultur jaringan.
-          Botol kultur, tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan.
-          Plastik dan karet tahan panas, untuk penutup pada botol kultur dan sebagai pengikat plastik dengan botol kultur (Anonim.2010)

Dalam kultur jaringan, pertumbuhan eksplan atau inokulum diusahakan dalam lingkungan aseptik dan terkendali. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa setiap langkah dalam pelaksanaanya harus dilakukan dalam laboratorium. Laboratorium yang efektif merupakan salah satu unsur penting yang ikut menentukan keberhasilan suatu kegiatan, baik untuk keperluan peneletian, maupun produksi. Laboratorium kultur jaringan sebaiknya mempunyai pembagian ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan terpisah satu dengan yang lainya, tetapi juga saling berhubungan dan mudah dicapai.
Penataan ruangan dalam laboratorium, dikaitkan dengan langkah-langkah dalam prosedur kultur jaringan dan alat-alat yang diperlukan. Kegiatan kultur jaringan di dalam laboratorium, dibagi dalam 3 kelompok yaitu : (1) Persiapan media dan bahan tanaman. (2) Isolasi dan penanaman. (3) Inkubasi dan penyinaran kultur.
Masing-masing kegiatan harus terpisah satu dengan lainya, dengan peralatan yang tersendiri, karena kegiatan-kegiatan tersebut, maka ruangan yang dibutuhkan adalah :
1. 
Ruang persiapan dan ruang stok
4. Ruang kantor.

Ruang kultur biasanya merupakan ruang yang terbesar dari ruang laboratorium dan harus dipikirkan kemungkinan perluasan. Ruang persiapan dan ruang transfer tergantung dari jumlah dan besar alat-alat, sedangkan ruang stok merupakan ruangan terkecil dan tergantung dari macam pekerjaan, kadang-kadang dibutuhkan ruang mikroskop dan/atau ruang analisa.
Ukuran tiap ruangan sangat tergantung dari:
 A. Alat-alat yang dipergunakan;
 B. Jumlah personalisa yang terlibat; C. Tujuan pekerjaan; D. kapasitas produksi;
E. Biaya yang tersedia.

Ruangan laboratorium harus dijaga tetap bersih, serta bebas dari hewan kecil seperti tikus dan insek (lalat, semut, kecoa dan lain-lain). Sarana dasar seperti : aliran listrik yang cukup, air yang lancar, dan gas, merupakan perlengkapan yang dapat dikatakan harus dimiliki.(Astuti .2003)
Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator khusus untuk scapel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan namun pisaunya dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperatur tinggi. Oleh karena itu untuk bladenya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.

Alat-alat kultur jaringan yang perlu disterilisasi sebelum penanaman adalah; Pinset, Gunting, - Gagang scapel, Kertas saring, Petridish, Botol-botol kosong, Jarum, Pipet (Ersha.2009).

Bahan - bahan Kimia Kultur Jaringan :
A. Macro Nutrient 
1. Amonium Nitrate (NH4NO3)                                 
2. Potasium Nitrate  (KNO3)                                        
3. Magnesium Sulphate ( MgSO4)                                           
4. Potasium Dihydrogen Phosphate (KH2PO4)  
5. Calcium Chloride (CaCl2)          

B. Micro Nutrient
1. Cobalt Chloride (CoCl2.6H2O)                              
2. Cupric Sulphate  (CuSO4.5H2O)                            
3. FeNaEDTA                                                           
4. Boric Acid  (H3BO3)                                              
5. Potasium Iodite ( KI )                                              
6. Manganase Sulphate ( MnSO4.2H2O)                    
7. Sodium Molybdate  (Na2MoO4.2H2O)                 
8. Zink Sulphate ( ZnSO4.7H2O)                               

C. Vitamin 
1. Glycine                                                                 
2. Nicotinic Acid                                                       
3. Pyridoxine HCL                                                   
4. Thiamin HCL                                                        

D. Plan Growth Regulator
1. Indole-3-Acetic Acid ( IAA )                                 
2. Indole-3-Butyric Acid ( IBA)                                 
3. 1-Naphthaleneacetic Acid ( NAA)                         
4. 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid ( 2,4-D)              
5. Picloram                                                              
6. Zeatin                                                                  
7. 6-Benzylaminopurine ( BAP)                                 
8. Kinetin                                                                 
9. Thidiazuron  (TDZ)                                               
10. Diberellic Acid 3 ( GA3)  (Anonim.2006)

Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC. (Suryana.2007)

II.                Alat dan Bahan
-          Alat-alat yang digunakan dalam praktikum dan bahan bahan kimia yang digunakan dalam praktikum kultur jaringan.
Alat-alat Praktikum (Praktikum ke-1)
Bahan kimia (Praktikum ke-2)
Autoclave
Macro Nutrient                         
pH meter
PotasiumNitrate (KNO3)                                                  
Timbangan Analitik
MagnesiumSulphate(MgSO4)                                      
Lemari Pendingin
Potasium Dihydrogen Phosphate (KH2PO4)  
Lemari Kimia dan Alat
Calcium Chloride (CaCl2)
Alat Pemanas-Pengaaduk
AmoniumNitrate(NH4NO3)     
Rak
Micro Nutrient
Oven Listrik
CobaltChloride(CoCl2.6H2O)                       
Mikroskop
CupricSulphate (CuSO4.5H2O)                            
Istrumen
FeNaEDTA 
pinset
BoricAcid (H3BO3)                                              
Scalpel & Mata Pisau
Potasium Iodite ( KI )                                              
Spatula
Manganase Sulphate ( MnSO4.2H2O)                    
Gunting
Sodium Molybdate  (Na2MoO4.2H2O)                 
Pengaduk
ZinkSulphate ( ZnSO4.7H2O)                               
Alat gelas dan Plastik
Vitamin 
Cawan Petri
Glycine 
Labu Ukur
Nicotinic Acid                                                       
Labu Erlenmayer
Pyridoxine HCL                                                   
Pipet Ukur
Thiamin HCL                                                        
Tabung Reaksi
Plan Growth Regulator
Botol Kultur
Indole-3-AceticAcid(IAA)                                 
Lampu spirtus
Indole-3-Butyric Acid ( IBA)                               
Alat penunjang dan kelengkapan keselamatan kerja

1-Naphthaleneacetic Acid ( NAA)                         
Alat tulis
2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid ( 2,4-D)              
Parafilm
Picloram
Jas lab
Zeatin
Sarung tangan steril
Bahan eksplan
masker
Pucuk
Pemadam kebakaran
Meristem
Pancuran air
Tunas
Bak pembuangan bahan kimia
Kalus



III.             Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan dalam praktikum pengenalan alat
Nama Alat
Cara Kerja
Fungsi
Autoclave
Buka tutup autoclave dan letakkan disampingnya.

Setelah panci dikeluarkan, tuangkan air aquades pada autocleve sampai batas tertentu.

Masukkan kembali panci autoclave.

Sambungkan kabel power dengan aliran listrik.

Tekan tombol ke posisi “on” (nyala).

Putar tombol pengatur suhu.

Tempatkan media atau alat-alat lain yang akan disterilisasi dalam panci autoclave.

Tutup autoclave dan kencangkan semua sekrup dengan memutar searah jarum jam.

Biarkan katup yang berada diatas tutup autoclave terbuka, tunggulah sampai ada tetesan air yang keluar melalui katup tersebut, lalu tutup katupnya.

Biarkan suhu dan tekanan dalam autoclave meningkat sampai 1210C dan tekanan 1,5 Kg/cm2.

Pertahankan suhu yang sudah dicapai tersebut selama 25-30 menit dengan memutar tombol pengatur suhu pada posisi matikan dan hidupkan.

Setelah 15-30 menit, tekan tombol “power” pada posisi “off”.

Untuk mengeluarkan alat/bahan yang telah disterilisasi, biarkan tekanan dalam autoclave sampai 0 (nol) lalu tutup dibuka dengan memutar sekrup berlawanan arah dengan jarum jam.

Sebagai alat untuk menyeterilkan alat-alat lab
pH meter
Siapkan alat ukur pH meter.

Tempatkan tongkat sensor penyidik pH pada botol yang telah berisi aquades.

Siapkan media nutrisi dalam tempat yang telah disediakan.

Nyalakan alat pH dengan menekan tombol “on”.

Celupkan stik kedalam larutan nutrisi.

Jika angka menunjukkan pH asam <> 7 maka tetesi dengan larutan HCl sampai menunjukkan angka pH yang diharapkan.

Lap tongkat pH dengan tissue, lakukan pencucian ulang dengan aquades sampai bersih.

Matikan alat ukur pH dengan cara memijit tombol “off”. Simpan.

Untuk mengukur kadar asam dan basa



Timbangan Analitik
Siapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang/ water pass.
Bersihkan ruang dalam timbangan analitik dengan menggunakan tissue atau kuas.
Tancapkan stop kontak dan nyalakan alat timbang dengan menekan tombol pada posisi “ on”.
Siapkan alat timbang analitik sartorius dan mentera ketepatan penunjuk angka netral (nol).
Siapkan macam bahan / nutrisi yang akan ditimbang.
Tempatkan kertas pada tempat timbang dan catat berat awal.
Tuangkanlah bahan pada kertas dengan menggunakan sendok sehingga menunjukan berat yang dikehendaki sesuai kebutuhan.
Angkatlah kertas dari timbangan kemudian simpan pada tempat yang aman.
Ulang langkah-langkah tersebut dengan pengerjaan yang sama untuk bahan nutrisi yang lainya .
Bersihkan timbangan sehingga siap untuk dipakai.

Untuk menimbang secara tepat
Lemari Pendingin
Seperti kulkas
untuk menyimpan bahan dan alat
Lemari Kimia dan Alat
Seperti lemari biasa
Untuk menyimpan alat dan bahan yang akan digunakan
Alat Pemanas-Pengaaduk
Siapkan hot plate magnitik stirrer.

Siapkan bahan nutrisi yang akan dicampur/ diramu sesuai dengan kebutuhan.

Masukkan nutrisi kedalam Erlenmeyer.

Letakkan Erlenmeyer dan kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer.

Nyalakan dengan menekan tombol “on”.

Putar tombol untuk mengatur kecepatan putaran kapsul pengaduk pada Erlenmeyer.

Biarkan ramuan tersebut bercampur sampai homogen dan mendidih.

Putar panel pengatur kecepatan putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic berhenti.

Matikan alat dengan menekan tombol “off”.

Angkat Erlenmeyer dengan menggunakan lap.

Bersihkan alat, sehingga dalam keadaan siap pakai.

Simpan ditempat yang aman dan bersih.

Untuk membuat larutan
Laminar Air Flow
Bersihkan meja kerja dengan menggunakan tissue.

Semprot meja kerja dengan menggunakan alkohol tanpa mengenai bagian filter HEPA.



Tutup kaca Laminar Air Flow Cabinet, kemudian nyalakan lampu UV selama 30 menit.

Setelah minimum 30 menit, matikan lampu UV dan buka kaca laminar air flow cabinet serta nyalakan lampu TL dan blower.

Siapkan pisau scalpel dan pinset pada meja kerja steril.

Semprotkan alat tersebut dengan menggunakan alkohol.

Bakarlah alat tersebut dengan menggunakan nyala api lampu spirtus.

Lakukan kegiatan inokulasi dengan hati-hati dan cermat sesuai dengan petunjuk kerja.

Bersihkan kembali Laminar air flow cabinet sehingga dalam kondis siap pakai.

Matikan blower dan lampu TL, tutup kembali pintu kaca meja steril.


Rak

Untuk menyimpan tabung reaksi
Oven Listrik

Untuk mengeringak alat
Mikroskop

Untuk melihat benda mikro
Pinset

menjepit
Scalpel & Mata Pisau

Untuk menyayat
Spatula

Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
Dipakai untuk mengaduk larutan

Gunting


Pengaduk


Cawan Petri


Labu Ukur
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.

Labu Erlenmayer

Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

Pipet Ukur

Mengukur benda cair
Tabung Reaksi

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
Untukmelakukan reaksi kimia dalam skala kecil

Botol Kultur

Untuk mengukur benda berbentuk cair
Lampu spirtus

Membuat api/fungsinya seperti kompor


Bahan kimia yang digunakan dalam praktikum kultur jaringan

No
Bahan kimia
Fungsi
1
Makronutrient: H, O, N,  K, Cal, C, Mag
Sebagai nutrisi tanaman agar tanaman dapat tumbuh
2
Mikronutrient : Br, Zn, Brom
Sebagai nutrisi pendukung unsur makro dan hanya di butuhkan dalam jumlah yang sedkit.
3
Vitamin
Sebagai penambah nutrisi
4
ZPT
Zat peranngsang sintetis
5
Desinfektan
Sebagai pembunuh bakteri atau jamur
6.
Agar - agar
Sebagai bahan dasar media kultur
Bahan eksplan dalam kultur jaringan
Bahan
Fungsi
Daun
Pucuk
Meristem
Tunas
Sebagai media untuk dikultur











IV.             Pembahasan
Dalam praktikum kita harus mengenal alat-alat dan bahan kimia lainnya yang akan dipakai untuk praktikum yang diantaranya adalah sebagai berikut:
Gambar
Cara kerja
Siapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang/ water pass.
Bersihkan ruang dalam timbangan analitik dengan menggunakan tissue atau kuas.
Tancapkan stop kontak dan nyalakan alat timbang dengan menekan tombol pada posisi “ on”.
Siapkan alat timbang analitik sartorius dan mentera ketepatan penunjuk angka netral (nol).
Siapkan macam bahan / nutrisi yang akan ditimbang.
Tempatkan kertas pada tempat timbang dan catat berat awal.
Tuangkanlah bahan pada kertas dengan menggunakan sendok sehingga menunjukan berat yang dikehendaki sesuai kebutuhan.
Angkatlah kertas dari timbangan kemudian simpan pada tempat yang aman.
Ulang langkah-langkah tersebut dengan pengerjaan yang sama untuk bahan nutrisi yang lainya .
Bersihkan timbangan sehingga siap untuk dipakai.


Buka tutup autoclave dan letakkan disampingnya.
Setelah panci (tempat menyimpan barang/alat yang akan disterilisasi) dikeluarkan, tuangkan air aquades pada autocleve sampai batas tertentu (dilarang menggunakan air kran karena banyak mengandung kalsium yang lama kelamaan akan menyebabkan pengendapan putih).
Masukkan kembali panci autoclave.
Sambungkan kabel power dengan aliran listrik.
Tekan tombol ke posisi “on” (nyala).
Putar tombol pengatur suhu.
Tempatkan media atau alat-alat lain yang akan disterilisasi dalam panci autoclave.
Tutup autoclave dan kencangkan semua sekrup dengan memutar searah jarum jam.
Biarkan katup yang berada diatas tutup autoclave terbuka, tunggulah sampai ada tetesan air yang keluar melalui katup tersebut, lalu tutup katupnya.
Biarkan suhu dan tekanan dalam autoclave meningkat sampai 1210C dan tekanan 1,5 Kg/cm2.
Pertahankan suhu/tekanan yang sudah dicapai tersebut selama 25-30 menit dengan memutar tombol pengatur suhu pada posisi matikan dan hidupkan.
Setelah 15-30 menit, tekan tombol “power” pada posisi “off”.
Untuk mengeluarkan alat/bahan yang telah disterilisasi, biarkan tekanan dalam autoclave sampai 0 (nol) lalu tutup dibuka dengan memutar sekrup
Bersihkan meja kerja dengan menggunakan tissue.
Semprot meja kerja dengan menggunakan alkohol tanpa mengenai bagian filter HEPA.
Tutup kaca Laminar Air Flow Cabinet, kemudian nyalakan lampu UV selama 30 menit.
Setelah minimum 30 menit, matikan lampu UV dan buka kaca laminar air flow cabinet serta nyalakan lampu TL dan blower.
Siapkan pisau scalpel dan pinset pada meja kerja steril.
Semprotkan alat tersebut dengan menggunakan alkohol.
Bakarlah alat tersebut dengan menggunakan nyala api lampu spirtus.
Lakukan kegiatan inokulasi dengan hati-hati dan cermat sesuai dengan petunjuk kerja.
Bersihkan kembali Laminar air flow cabinet sehingga dalam kondis siap pakai.
Matikan blower dan lampu TL, tutup kembali pintu kaca meja steril.

Siapkan alat ukur pH meter.
Tempatkan tongkat sensor penyidik pH pada botol yang telah berisi aquades.
Siapkan media nutrisi dalam tempat yang telah disediakan.
Nyalakan alat pH dengan menekan tombol “on”.
Celupkan stik kedalam larutan nutrisi.
Jika angka menunjukkan pH asam <> 7 maka tetesi dengan larutan HCl sampai menunjukkan angka pH yang diharapkan.
Lap tongkat pH dengan tissue, lakukan pencucian ulang dengan aquades sampai bersih.
Matikan alat ukur pH dengan cara memijit tombol “off”. Simpan
Siapkan hot plate magnitik stirrer.
Siapkan bahan nutrisi yang akan dicampur/ diramu sesuai dengan kebutuhan.
Masukkan nutrisi kedalam Erlenmeyer.
Letakkan Erlenmeyer dan kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer.
Nyalakan dengan menekan tombol “on”.
Putar tombol untuk mengatur kecepatan putaran kapsul pengaduk pada Erlenmeyer.
Biarkan ramuan tersebut bercampur sampai homogen dan mendidih.
Putar panel pengatur kecepatan putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic berhenti.
Matikan alat dengan menekan tombol “off”.
Angkat Erlenmeyer dengan menggunakan lap.
Bersihkan alat, sehingga dalam keadaan siap pakai.
Simpan ditempat yang aman dan bersih.

berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.


alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.


Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi
digunakan untuk memanaskan bahan kimia


No.
Bahan Kimia
Fungsi

Makronutrien
Komponen utama bagi protein, hormon, klorofil, vitamin, dan enzim yang perlu untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan, membantu pertumbuhan pokok dengan cepat, menambah penghasilan biji dan buah serta menambah mutu daun, untuk fotosintesis, aspek pertumbuhan primer dan segala metabolism.

Mikronutrien


ABA
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA) (Wattimena 1992).

Sitokinin (BAP)
Untuk mendapatkan kalus, zat pengatur tumbuh yang biasa digunakan adalah 2,4–D dari golongan auksin dan BAP dari golongan sitokinin (Ibrahim, 2004).

Auksin (IBA) (NAA) (IAA)
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan pemanjangan sel pada jaringan tunas muda. Auksin juga berpengaruh pada 9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar. Dalam konsentrasi rendah, auksin merangsang pemanjangan sel, tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi sebaliknya. Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam pembentukan kalus, morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis. Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki. Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi. Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi, lebih mampu menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang memiliki kadar yang rendah. Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan sel. Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini, antara lain adalah IAA (Indole Acetic Acid), NAA (Napthalen Acetic Acid)

Desinfektan (fungisida) (Algasida)
Membunuh berbagai macam jamur

Antibiotik
Membunuh bakteri yang ada

Pertanyaan dan  Jawaban
Apa komposisi alat-alat kimia?
-           Gelas laboratirium, terbuat dari kaca boroksilat. Menurut Institut Nasional Standar dan Teknologi , borosilikat terdiri dari (sebagai persentase dari berat): 14% boron , 51% oksigen , .3% natrium , 1% aluminium , 38% silikon , dan kurang dari 1% potasium .
Unsur logam apakah yang terdapat dalam air sehingga dapat menggangu proses sterilisasi?
-          Unsur yang dapat mengganggu proses sterilisasi yang terkandung dalam air adalah kalsium
Apa fungsi sinar UV pada laminar air flow saat inisiasi?
-          Sebagai anti bacteria yang tersebar melalui udara dan debu yang berada di sekitar lab
Seperti apakah jenis sentrivuga yang biasa di pakai untuk kultur jaringan!
Apa perbedaan tunas dan pucuk ?
-          Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang berada diatas permukaan tanah atau media, pucuk adalah daun muda di puncak pohon atau di ujung ranting.
Apa itu parafilm?










Daftar Pustaka

Suryana.2001. laporan pratikum ipa 1 pengenalan alat dan bahan praktikum. Diakses tanggal 30 september 2011 dari     http://suryana.blogspot.com/2007/05/laporan-praktikum-ipa-1-pengenalan-alat.html
Astuti.2003. praktikum kuljar. Diakses tanggal 30 september 2011 dari http://www.slideshare.net/pujiastuti2003/praktikum-1-kuljar
Ersha.2010. alat dan bahan untuk kultur jaringan. Diakses pada tanggal 30 september 2011 dari (http://ersha.wordpress.com/2010/01/17/alat-dan-bahan-untuk-kultur-jaringan/
­______.2009. dalam kultur jaringan tumbuhan. Diakses tanggal 30 september 2011 dari http://vedcablog.blogspot.com/2009/03/dalam-kultur-jaringan-pertumbuhan.html
­­­­­­______.2011. jual bahan dan alat-alat kimia. Diakses tanggal 30 september 2011 dari http://labscientech.blogspot.com/2010/11/jual-bahan-kimia-kultur-jaringan.html
______.2009. kultur jaringan. Diakses tanggal 30 september 2011 dari http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/23/kultur-jaringan/




                                                   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar